Oleh : M. A. F Difinubun
Kesalahan adalah Cara Tuhan menyayangi Umatnya,
sebab kerinduan Tuhan terlalu halus dibandingkan halusnya wajahmu melekat pada
syajada atau sehalus debu yang melekat
pada fintalsi ruma. Aku selalu bingun dengan tingkamu yang selalu aneh, entalah
aku yang salah menilaimu atau nalar fikirku yang terlalu sempit tentang rasa
dan perempuan. Sebab, yang aku tahu tentang keselahan adalah “jembatan untuk
merai kesuksesan Induvidu”. Bagaaiman mungkin kesalaahan itu ada, manakalah
tidak ada persetujuan oleh Tuhan, bukankah segealah sesuatu itu terjadi ketika
izin tuhan?
Setiap orang memiliki kisanya masing-masing, bahkan
pada mahluk yang menjengkelkanpun memiliki cerita dan kesalahannya sendiri. Ya
aku tahu itu adalah kesalahanku, tapi apakah itu adalah persyaratan untuk kau
membenciku? Aku adalah aku. Sebab, aku tak mau menjadi orang lain, aku adalah
hujan jika tak suka padaku maka berteduhlah.
Jika kesalahanku saat itu kau jadikan persyaratan
untuk membenciku. maka, tolong bertahu aku bagaiman cara membuat kesalahan
baru, agar kau bisa merasa merdeka atas kesalahanku dan aku bisa pergi sejau mungkin
dari dirimu. Sebab mungkin dengan cara begitu kau terlihat tersenyum seperti
awalnya aku mengenalmu. Jika ada satu cara yang membuatmu bisa tersenyum, walau
cara itu adalah harus mengorbangkan nyawa, aku ingin ada dalam cara itu agar
semau kesalahan yang aku lakukan padamu bisa terhapus dalam setaip tetasan air
mata kebahagianmu.
Bagaimana aku mersanyaman denganmu sedangkan
kata-kata yang baik dari mulutku kau memnagggap seperti ceramahan saat menunggu sholat, lalu si pria dengan juba
besarnya, memegang tokatnya lalu berdiri dan jarinya menerik sehelai demi
sehelai jengkotnya yang terlihat warna ke coklatan. Kemudian memberi pesan
nasehat yang baik kepeda seluru orang yang ada dalam masjid itu. Entalah aku
bingun dengan caramu menilai kebaikan, atau kau menilai kebaikan itu harus ada
pemberian Matreri sperti para dosen yang selalu membaca slaide dan sambil
menunggu jam mengajarnya habis lalu pulang, Meninggalakan tugas sebagai cara kita untuk mengulangi balajar
kita diruma, keanehanmu membauatku menjadi kebingungan, entalah. yang pasti,
aku adalah aku, dan aku adalah hujan jika tak suka apadaku berteduhlah