Sepenggal
Kata Untuk Anisa
Oleh : Abubakar
Fauzi Difinubun
27
Januari 2018 | 11:08:44
Kutuliskan
sepenggal kata ini untukmu Anisa, dari lembah NUNUSAKU, dari GUNUNG BINAIYA, dari
Negeri para Raja-Raja. Lembah tempat Nenek dan Moyangku dilahirkan, Anisa yang
cantik, Kusembahkan sepenggal kata ini untukmu, perempuan cantik sholeh taat
menjunjung tinggi Al-Qur’an dan Hadits, bahkan hampir setiap saat kau tak
pernah lupa untuk membacanya, hingga disusatu senja yang buta aku tak sengaja melihatmu
dipantai kau tampak duduk seorang diri sembari membawa Al-Quran untuk membaca.
Aku yang mengagumimu hanya bisa seperti ini. Mengkhwatirkan dirimu dari jauh.
Anis yang
cantik, Aku tak punya kata-kata yang
manis untukmu, jangankan kata-kata manis untuk membaca saja aku masih saja
mengeja. Bagaimana aku bisa meraih kata yang bisa meluluhkan hatimu, sedangkan
hatimu telah kau kurungkan dalam sujudmu, aku hanya mengirimkan sepenggal kata
untukmu sebagai cara ku untuk mengkhwatirkanmu.
Anis yang
cantik. Apakah kau tahu dari mana aku memulai menuliskan sepanggal kata ini
untukmu? Akan kuceritakan padamu bagaimana aku merangakainya!. Pagi itu aku
berjalan menelusuri perbukitan yang tinggi dan juga gunung yang paling tinggi
di Negeri Raja-Raja ini [Gunung Binaiya]. Aku menemukan banyak tulisan-tulisan
yang hampir semuanya adalah tentang cinta, namun aku tak menulisakan sepanggal kata
ini karena cinta. memang, ada sedikit tentang cinta. tapi, kata-kata milikku, hanya
sebatas pelempiasan rasa kekhuwatiranku padamu.
Anisa
yang cantik. Gunung yang tinggi, dengan bebatuan yang terjal dan juga jalan
yang panjang, dan rumit. Ada juga hembusan angin yang sedikit membuatku
merinding, ada juga burung-burung yang berkicau dari kejauhan, maaf aku tak
sempat menelitinya satu per satu, mestinya juga ada hewan yang saling
berkejaran, dan juga gunung-gunung tinggi yang lainya. Maaf aku telalu
buru-buru untuk menulis sepanggal kata ini. dan menjadikannya “sepanggal kata
untukmu”.
Anisa
yang cantik. Setelah aku menetap kata-kata yang tertulis di bebatuan,
pepohonan, bahkan pada dinding-dinding temapat Cam kami bertedu dari hujan, ada
yang menitipkan salam buat kekasihnya. Dari
gunung yang tinggi, dengan jalur yang terjal itu, aku meniatkan diriku untuk
mebawa pulang kata-kata yang suda kutuliskan dan kusarahkan padamu sebagai isyarat
bahawa aku memang benar-benar tak bisa menulis kata-kata ini tampamu, bahakan
semua isi dari penggalan kata yang kutuliskan semuanya menceritakan tentangmu,
mulai dari cara dirimu membaca Al-Qura’an hingga waktu sholatmu, sunggu
semuanya itu kutuliskan untukmu Anisa.
Anisa
yang cantik, Bulan ini masih basa, aku tak berjanji apa-apa. Namun, sebelum
musim kemarau, pasti kukirimkan sepenggal kata untukmu, kata yang akan mengantarmu
pada sujud malammu, kata-kata yang selalu membuatmu tersenyum. Dan kupastikan
disetiap kau melihat sepenggal kertas puti kau akan mengingatkan kata-kata yang
ada dalam penggalan kata dariku untumu.
Anisa yang cantik, Semoga penggalan kata dariku membuatmu
tersenyum. Anisa yang cantik, dan akan selalu Cantik, Terimalah sepenggal
kata dariku ini, sebab sebelum bulan basah dan kemarau aku suda siapkan dari lemba
NUNUSAKU, dari GUNUNG BINAIYA. hingga dari tempat Nenek dan Kakek pernah jatuh
cinta. hanya untukmu sepenggal kata ini
kutitipakan dan akan kutanyakan pada sujudku ditenga malam yang sepi, Anisa yang cantik. hanya sepenggal kata ini
untukmu. dari seseorang yang ingin membahagiakanmu. Awas hati-hati dengan
kata-kata yang ada dalam setiap pragraf itu, sebab jika itu jatuh akan kupastikan
banjir melanda di bumi ini.
Aku : Abubakar Fauzi Difinubun [Ettec_Caribo.Mepa]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar